Universitas Muhammadiyah Malang, Fauzan Gantikan Muhadjir
MALANG, SATUHARAPAN.COM – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki rektor baru. Ketua Majelis Dikti dan Litbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr H Lyncolin Arsyad MSc, melantik Drs Fauzan MPd untuk menjabat Rektor UMM periode 2016-2020. Pelantikan berlangsung di Aula Biro Administrasi Umum UMM, 1 Februari lalu.
Fauzan menggantikan Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, yang memimpin UMM sejak tahun 2000.
Dalam pidato perpisahannya, seperti dikutip dari situs resmi umm.ac.id, Muhadjir mengungkapkan kepuasannya karena proses pergantian kepemimpinan berjalan dengan cantik dan bermartabat. Proses itu, kata Muhadjir, senada dengan tradisi di Muhammadiyah yang selalu menampilkan proses transisi yang elegan.
Muhadjir mengatakan semua prestasi yang telah diraih UMM hingga saat ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh elemen di lingkungan kampus. Ia meyakini Fauzan sebagai salah satu kader terbaik Muhammadiyah mampu mengemban amanah dengan baik. "Tugas selanjutnya menjadikan UMM lebih baik dan makin berjaya," katanya.
Ia berharap Fauzan akan meneruskan program-programnya yang belum selesai di UMM. Rektor baru, katanya, harus menyusun rencana-rencana strategis dan punya visi ke depan agar UMM semakin berkembang di antara perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam jangka pendek ia berharap penerusnya dapat melanjutkan konsep UMM yang ingin mewujudkan edupark. Edupark adalah konsep wisata pendidikan yang dirancang UMM untuk memberi alternatif wisata yang mendidik dan mencerdaskan masyarakat.
Sementara itu rektor terpilih, Fauzan, mengakui, untuk bisa terus mengembangkan UMM, berlari saja tidak cukup, apalagi berjalan. Karena itu, kedudukan yang ia emban sebagai rektor tidak bisa dipakai untuk duduk-duduk saja, tapi harus dipakai untuk berlari sekencang-kencangnya.
Fauzan juga meyakini, UMM tidak bisa maju tanpa sinergi dari segenap pihak, terutama dosen, karyawan dan mahasiswa. Seluruh dosen, karyawan dan mahasiswa harus merapatkan barisan. “Kita lahirkan prestasi dengan segala inovasi dan strategi.”
Ia memandang tantangan yang dihadapi perguruan tinggi, khususnya UMM, semakin kompleks. "UMM tidak hanya sekadar berkompetisi dalam lingkup persaingan perguruan tinggi, tetapi tantangan sebenarnya adalah tantangan perubahan sosial, ekonomi, dan politik," kata Fauzan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr H Haedar Nashir MSi, berharap setelah berhasil menjadi perguruan tinggi yang unggul, UMM harus menuju ke fase baru sebagai pemasok pemikiran-pemikiran strategis bagi Muhammadiyah. "Jadilah madrasah pemikiran untuk pergerakan Muhammadiyah ke depan," Haedar berpesan.
Dia berpendapat pelantikan itu mengandung pesan yang mendalam, yaitu proses transformasi gagasan dan inspirasi. UMM sebagai salah satu dari rangkaian perguruan Muhammadiyah diharapkan menjadi penyokong gerakan Muhammadiyah yang tengah berjalan di abad keduanya.
Haedar mengakui, kehadiran UMM bersama sejumlah PTM besar lainnya telah membuat Muhammadiyah optimistis dalam menapaki abad keduanya. Karena itu, ia meminta Fauzan sebagai nakhoda UMM yang baru, untuk terus mengelola pikiran-pikiran besar yang lahir dari kampus ini. "UMM adalah modal intelektual bagi pergerakan Muhammadiyah," ia menambahkan.
Senada dengan itu, Ketua Badan Pembina UMM Prof Dr HA Malik Fadjar MSc, mengatakan, kehadiran UMM beserta seluruh amal usaha Muhammadiyah telah meneguhkan Islam sebagai kekuatan penggerak. Untuk itu, Malik meminta agar seluruh kekuatan ini kompak dalam membawa cita-cita persyarikatan.
Baginya UMM dan Muhammadiyah harus terus memperkuat manajemen, karena dengan cara itulah masing-masing bisa saling membantu. Malik juga mengingatkan agar gerakan tersebut dilakukan dengan langkah mantap, terprogram dan terencana, bukan gerakan dadakan dan tak terarah. (umm.ac.id)
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...