Unjuk Rasa Tuntut Kepala Negara Mundur di Berbagai Negara
DUNIA, SATUHARAPAN.COM – Aksi unjuk rasa menuntut diberhentikannya presiden marak sepanjang pekan ini. Salah satunya di Malaysia kemarin (29/8), puluhan ribu warga menyerbu pusat kota Kuala Lumpur untuk menyerukan penggulingan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak atas tuduhan korupsi.
Aksi para pengunjuk rasa turun ke jalan menyuarakan aspirasinya menuntut reformasi pemilihan umum (Pemilu) dengan menuliskan pesan dalam coretan di sepanjang jalan raya. Demonstrasi yang digelar di Malaysia sampai dengan hari ini, Senin (31/8) masih berlangsung di pusat kota Kuala Lumpur menuntut pengunduran diri Najib Razak.
Sementara di Honduras, Amerika Tengah, unjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Juan Orlando Hernandez juga berlangsung pada, Jumat (28/8), di kota Tegucigalpa atas skandal korupsi. Para pengunjuk rasa yang dikenal sebagai indignados yang berarti orang yang marah berdemo sambil membawa obor serta atribut berupa poster meminta pembentukan komisi antikorupsi dan meminta Hernandez untuk mundur serta menolak untuk berdialog dengannya.
Aksi serupa juga terjadi di Guatemala, Amerika Tengah, menuntut pengunduran diri Presiden Guatamala, Otto Perez, terkait kasus korupsi, pada Kamis (27/8). Ribuan mahasiswa Guatamala University menggelar aksi turun ke jalan meminta Presiden Otto Perez untuk mundur karena dinilai mengalami kemunduran selama pemerintahannya. Sementara pada, Sabtu (29/8) aksi menuntut mundur Presiden Otto Perez Molina kembali digelar di luar gedung Kongres Guatemala City. Kongres Guatemala meluncurkan sebuah komite investigasi pada 27 Agustus untuk mempertimbangkan mencabut kekebalan Presiden Otto Perez saat ribuan warga memintanya mengundurkan diri karena skandal korupsi.
Berikut ini sejumlah foto yang menggambarkan aksi unjuk rasa menutut digulingkannya kepala negara atas kasus yang menimpanya di berbagai negara di belahan dunia dalam sepekan ini. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...