Usai Jalani Perawatan, Misionaris AS Kembali ke Kamp Kerja Paksa Korut
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Korea Utara telah memindahkan narapidana warga Amerika Serikat Kenneth Bae dari rumah sakit ke kamp kerja paksa, kata seorang pejabat AS Jumat (7/2), menyuarakan kekhawatiran atas kesehatannya.
"Departemen Luar Negeri mempelajari bahwa Korea Utara telah menstransfer Bae dari rumah sakit ke kamp kerja paksa, perkembangan yang kita sangat prihatinkan," kata juru bicara Jen Psaki, dan menambahkan bahwa Washington "sangat prihatin atas kesehatannya".
Tidak jelas kapan warga Amerika keturunan Korea berumur 45 tahun itu kembali dipindahkan ke kamp, tetapi Psaki mengatakan pejabat kedutaan Swedia mengunjungi Bae di sana pada Jumat itu.
"Kami terus mendesak pihak berwenang DPRK (Korea Utara) untuk memberikan amnesti khusus kepada Bae dan segera dibebaskan atas dasar kemanusiaan," ia menambahkan.
Bae, operator tur yang ditegaskan oleh pengadilan Korea Utara sebagai seorang militan penginjil Kristen, ditangkap pada November 2012. Ia dijatuhi hukuman kerja paksa 15 tahun atas tuduhan berusaha menggulingkan Pemerintah Korut.
Karena Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pyongyang, Kedutaan Swedia bertindak atas namanya dalam setiap komunikasi dengan pihak berwenang Korea Utara.
Psaki mengatakan dalam pernyataannya bahwa para pejabat Kedutaan Swedia telah bertemu 10 kali dengan Bae sejak penahanannya.
Departemen Luar Negeri telah melakukan kontak dengan keluarga Bae pada Jumat "secepat menerima laporan dari konsuler Swedia".
"Kami terus bekerja secara aktif untuk membebaskan Mr Bae," kata Psaki, dan menambahkan tawaran itu masih terbuka untuk mengirim Duta Besar Robert King, utusan khusus ke Korea Utara, untuk mendukung pembebasan Bae.
Upaya AS
Kenneth Bae (45), ayah tiga anak, kehilangan bobot 25 kg sejak penahanannya. Pada musim panas lalu, ia dikirim ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Di ditahan di kamp kerja paksa, tempat ia bekerja delapan jam per hari, enam hari dalam satu minggu, sebagai penanam sayur-sayuran. Keluarga menyebutkan ia mengidap diabetik, punya masalah dengan jantung dan hatinya, serta tulang punggung.
Bae dilahirkan di Korea Selatan, berimigrasi bersama orangtua dan saudara perempuannya ke Amerika Serikat pada 1985. Ia pernah tinggal di China, bekerja sebagai misionaris. Beberapa tahun belakangan, ia mulai menjalankan usaha memandu tur rombongan kecil warga Amerika dan Kanada, ke zona khusus pengembangan ekonomi di wilayah timur laut Korea Utara.
Selain Kementerian Luar Negeri, Wakil Presiden Joe Biden pun pernah melontarkan permohonan atas pembebasannya. Pada Kamis (6/2) lalu, President Barack Obama juga menaikkan doa yang sama pada acara National Prayer Breakfast di Washington DC.
"Kita berdoa untuk Kenneth Bae, misionaris yang sudah ditahan 15 bulan,” kata Obama. "Keluarganya sangat mengharapkan ia segera kembali ke rumah, dan Amerika terus melanjutkan upaya semampu kita untuk melakukan apa saja demi membebaskannya.” (AFP/Ant/nydailynews.com)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...