Uskup Ortodoks: Ukraina Berisiko Hadapi Konflik Besar
KIEV, SATUHARAPAN.COM – Uskup Ortodoks Ukraina Patriarch Filaret pada Rabu (11/12) memperingatkan bahwa kekerasan yang terus berlanjut di Kiev bisa menyebabkan perang sipil dan meminta pemerintah untuk menandatangani sebuah pakta dengan Uni Eropa.
“Kekerasan hanya akan membuat aksi demo makin radikal dan menyebabkan negara kita jatuh dalam sebuah konflik besar,” kata Filaret dalam sebuah pernyataan, meminta sebuah dialog antara pemerintah, oposisi, dan masyarakat, dan sebuah “moratorium atas penggunaan kekerasan.”
Penolakan pemerintah untuk menandatangani Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa menuai protes terbesar di Ukraina sejak Revolusi Orange pada 2004.
“Mengingat bahwa menunda penandatanganan Perjanjian Asosiasi Uni Eropa adalah alasan pertama dilakukannya protes sipil, jalan keluar dari krisis yang paling masuk akal adalah penyelesaian cepat atas negosiasi dan penandatanganan perjanjian ini,” kata Filaret.
Filaret (84) adalah kepala Patriarchate Kiev Gereja Ortodoks Ukraina sejak berpisah dari Patriarchate Moskow pada awal 1990.
Sekitar setengah umat Ortodoks, sebagian besar di Ukraina barat dan tengah, berasosiasi dengan gereja itu, yang merupakan kelompok religius utama di Ukraina yang memiliki populasi yang sama dengan Katolik.
Filaret mendukung demo di Independence Square, dan biara Mikhailovsky milik Gereja Ortodoks, menampung serta merawat demonstran setelah polisi menyapu bersih alun-alun tersebut pada 1 Desember, membuat beberapa pendemo terluka. (AFP/Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...