Video Anak Afghanistan Tangisi Ibu Yang Terluka Akibat Bom Menjadi Viral
Serangan bom di Afghanistan terjadi hampir setiap hari. Serangan di kota Kabul hari Minggu menewaskan dua orang dan melukai lima lainnya.
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Sebuah video yang menimbulkan kengerian dari lokasi ledakan di kota Kabul pada hari Minggu (21/2), menunjukkan anak-anak berlumuran darah berdiri di dekat seorang perempuan yang tidak sadarkan diri. Video itu dengan cepat menjadi viral dan memicu kemarahan baru di Afghanistan yang sudah kepayahan akibat perang.
Sedikitnya dua orang tewas dan lima lainnya cedera dalam ledakan itu, yang tampaknya menargetkan pasukan keamanan di ibu kota Afghanistan, kata juru bicara polisi Kabul Ferdaws Faramarz.
Video tersebut, diambil segera setelah kejadian, menunjukkan tubuh berlumuran darah dan menghitam tergeletak di aspal, sementara dua anak kecil terlihat menangisi seorang perempuan yang tidak sadarkan diri itu. Kedua anak itu, salah satunya berlumuran darah, terdengar menjerit-jerit, dan pada satu momen dia berkata, "Ibu, bangun!"
Pria yang merekam video tersebut terdengar mengatakan kepada anak-anak untuk "tenang!"
Reaksi terhadap video tersebut segera muncul, dengan pengguna media sosial di Afghanistan mengungkapkan kengerian atas gambar tersebut. Hashtag “Bangunlah!” dalam bahasa Suku Dari dengan cepat mulai menjadi tren. “Tak tertahankan melihat ibu & anak-anaknya seperti ini,” tulis salah satu pengguna Twitter, Ejaz Malikzada.
Terluka Parah
“Bagaimana mereka yang melakukan ini bisa membenarkan tindakan mereka terhadap jiwa mereka sendiri, sementara Anda melihat anak-anak menangis untuk ibunya yang terluka? Ini harus DIHENTIKAN,” kata Fawzia Koofi, anggota tim perdamaian pemerintah yang sedang bernegosiasi dengan Taliban.
Juru bicara kepolisian Kabul kemudian mengkonfirmasi kedua anak tersebut telah dirawat karena luka ringan sementara perempuan dalam video tersebut terluka parah.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi pasukan keamanan Afghanistan secara teratur menjadi sasaran Taliban. Namun Taliban membantah terlibat.
AS Tinjau Kembali Kesepakatan dengan Taliban
Kota Kabul dan daerah perkotaan di seluruh Afghanistan, telah diguncang oleh ledakan yang sering terjadi, bahkan hampir setiap hari di tengah pembicaraan damai sedang dilakukan antara pemerintah dan Taliban.
Lonjakan jumlah kasus kekerasan telah membuat pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, meninjau kembali kesepakatan yang ditandatangani antara Washington dan Taliban tahun lalu.
Kesepakatan itu membuka jalan bagi penarikan semua pasukan AS dalam beberapa bulan mendatang dan memulai pembicaraan damai antara pemerintah Kabul dan pemberontak.
Biden sedang meninjau apakah akan tetap pada batas waktu 1 Mei untuk menarik 2.500 tentara AS yang tersisa, atau mengambil risiko serangan berdarah dari pemberontak dengan tetap menempatkan pasukan di sana. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...