Vladimir Putin - Hassan Rouhani Akan Bertemu di Eurasia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Presiden Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani pada 13 September 2013. Pertemuan antara kedua kepala negara ini diagendakan dalam pertemuan Eurasia di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek.
Laporan Islamic Republic News Agency (IRNA), pembantu Presiden Rusia Yuri Ushakov, Jumat (9/8) lalu, rencana pertemuan itu sebagai jawaban atas usulan pihak Iran yang berharap antara Presiden Rouhani dan Presiden Putin saling berjumpa di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai di Bishkek pada 13 September 2013.
Usulan itu menyenangkan Moskow dan diterima dengan senang hati. Apalagi antara kedua negara ini telah terjalin kerja sama khususnya dalam program rekayasa listrik berbasis nukilir.
Lebih Terbuka
Bahkan Rouhani telah membuat pernyataan mengenai kesiapan Iran untuk lebih terbuka dalam pembicaraan dengan enam negara kuat (Rusia, AS, China, Prancis, Inggrs dan Jerman), ujar Naryshkin, usai bertemu dengan ketua parlemen Iran, Ali Larijani.
Pada waktu yang sama, posisi Rusia dalam masalah program nuklir Iran, menurut kalangan parlemen Rusia seperti ditulis RIA Novosti, Minggu (4/8) lalu, tetap berlanjut setelah disepakati syarat Iran terbuka sepenuhnya dan di bawah kendali Badan Atom PBB, IAEA.
Program nuklir Iran kerap dikecam negara-negara Barat yang menuduh program itu untuk mengembangkan kemampuan senjata atom. Namun klaim ini terus dipatahkan negara yang punya cadangan minyak dan gas raksasa ini, bahwa teknologi atom miliknya hanya dipakai untuk memproduksi listrik.
Tahap Akhir
Moskow dan Teheran kemungkinan memperluas kerja sama dalam bidang rekayasa listrik berbasis nuklir setelah pembangkit listrik di Bushehr beroperasi penuh. Pada Kamis (8/8) lalu dalam sebuah konferensi pembangkit listrik konstruktor nuklir di Moskow, Pimpinan RussiaËs Rosatom Company, Sergey Kirienko, mengumumkan bahwa tahapan pengiriman energi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr ke sejumlah wilayah di Iran memasuki tahap akhir..
Pembangunan pembangkit listrik Bushehr mulai dikerjakan pada tahun 1970-an. Tapi beberapa kali berhenti sementara. Akhirnya, Rusia menandatangani kontrak pembangkit listrik bernilai US$ 1 miliyar (setara Rp 10 triliun) dengan Iran untuk menyelesaikan pembangkit listrik Busheher pada tahun 1998. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr mulai beroperasi dengan bantuan ahli Rusia pada tahun 2012, dan sekarang telah bergabung dengan jaringan listrik nasional Iran.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...