Wagub: RAPBD 2014 Selesai, e-Budgeting Diterapkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2014 saat ini tinggal menunggu pengesahan. Rencananya, pembelanjaan anggaran menggunakan sistem e-budgeting. Kini, bagaimana kabar e-budgeting? Jika RAPBD sudah disahkan menjadi APBD, sistem e-budgeting seharusnya sudah siap.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ketika ditanyakan mengenai sistem ini, dia memang tidak memberikan keterangan secara gamblang, tapi yang pasti menurut dia, segalanya sudah siap. “Sekarang tenang-tenang saja dulu, kita akan buat jebakan batman,” katanya di Balai Kota, Selasa (10/12).
Ketika ditanyakan maksud kalimatnya tersebut, entah karena e-budgeting tersebut belum siap atau ada hal lain, ia tetap menegaskan kalau sistem tersebut sudah siap.
“Sudah dong, kamu tidak lihat ini? Ini kita sudah bisa memonitor Bank DKI duit itu keluar masuknya,” tutur Ahok sambil menunjuk monitor komputer di meja kerjanya.
“Setiap ingin memonitor harus log in lagi, tinggal pilih mau lihat SKPD (dinas) mana, langsung kita bisa tahu penggunaan anggarannya,” jelasnya.
Ini disebut Cash Management System, dia menjelaskan. Basuki juga mengatakan sedang mendorong noncash transaction. Jadi Bank DKI tidak boleh lagi izinkan penarikan uang tunai di atas 100 juta rupiah khusus untuk seluruh SKPD dan UPT, tapi untuk orang lain boleh. Jadi kalau ada transaksi di atas 100 juta rupiah harus melalui transfer.
“Jadi yang bandel ketahuan nanti mereka tarik duit berapa. Ini juga akan membuat DKI lebih untung, karena sebelumnya kalau tarik uang sekian miliar atau triliun mesti ada asuransi yang menunggu, nah dengan sistem ini tidak lagi,” pungkasnya.
“Tahun ini mau kita berlakukan, biar SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran) lebih banyak. Kalau tidak begitu, orang tarik anggaran banyak-banyak, sisanya dia bagi-bagi tidak jelas. Kalau SILPA banyak berarti kita untung kan, bisa dipakai buat tahun depan,”
“Sekarang, saya sudah lihat masih ada yang menarik hingga satu miliar rupiah sehari. Bahkan, bisa sampai 100 miliar rupiah sehari. Ini gara-gara mendekati menjelang akhir tahun,”
“Bocorannya, e-budgeting itu, sebelum kamu pakai sudah langsung SILPA. Mengapa? Karena setiap menganggarkan semua pakai kira-kira, dihitungnya pakai satuan, nah dari situ bisa langsung SILPA,” kata laki-laki yang akrab disapa Ahok ini.
E-budgeting merupakan sebuah sistem dengan setiap ada perubahan penganggaran harus menggunakan kata kunci (password) yang tidak diketahui oleh semua jajaran staf di lingkungan Pemprov DKI.
Selain itu, sebelumnya juga telah diwacanakan oleh Gubernur DKI, Joko Widodo (Jokowi) jika ada orang yang mau mengubah anggaran yang sudah diketok palu (diputuskan), sistem tersebut akan memunculkan warna merah, sehingga bisa diketahui jika ada pihak yang hendak menikung anggaran. Sistem e-budgeting ini dianggap bisa mencegah anggaran siluman, sebagaimana telah diterapkan di Jawa Timur.
Editor : Bayu Probo
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...