Waisak: Rhoma Irama Silaturahmi ke DPP Walubi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Raja Dangdut Rhoma Irama bersama 20 kyai, mengatasnamakan Ketua Pusat Majelis Forum Silaturahmi Masjid dan Mushola Indonesia (Fahmi Tamami), datang kunjungan silaturahmi ke kantor Dewan Pengurus Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (DPP Walubi) di Jakarta,pada Rabu (27/5) siang.
Suhadi Sendjaja, perwakilan DPP Walubi mengatakan, pada intinya kedatangan rombongan Rhoma Irama tersebut membawa kebaikan, ingin saling menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa di Indonesia dengan adanya kasus Rohingya yang belum selesai.
“Kami umat Buddha Indonesia, melihat warga Rohingya tidak melihat dari suku mana dia berasal, yang pasti Walubi mendukung dari sisi kemanusiaan saja,” kata Suhadi.
Dilanjutkan Suhadi, Walubi telah berupaya membantu kebutuhan warga Rohingya via Palang Merah Indonesia (PMI) saat ke Myanmar tahun 2013, dan sudah dua kali ke kedubes Myanmar melakukan aksi solidaritas serta pernyataan sikap, dan kali ini Walubi bersama tiga truk membawa kebutuhan logistik, mendatangi tempat pengungsian untuk mendukung kelangsungan hidup warga Rohingya yang terdampar dan diselamatkan, kini berada di Aceh-Sumatera Utara.
Dalam kesempatan itu, pelantun Begadang itu datang ke Walubi dalam momentum Hari Tri Suci Waisak 2559 BE/2015 se-Dunia pada 2 Juni mendatang, juga mengimbau pada masyarakat, “semua ini harus kita atasi secara pro tanpa ada gejolak di Indonesia, namun demikian masyarakat Indonesiaagar tidak terpancing untuk melakukan tindakan ekstrem terkait kasus Rohingya tersebut,” kata Rhoma.
Ditambahkan Rhoma, “Kedatangan kami ke Walubi, agar umat Islam dan semua umat beragama di Indonesia tidak terprovokasi untuk melakukan solidaritas agama, di samping itu harus terus menjaga kerukunan dan meredam jika ada gerakan solidaritas yang ekstrem dan salah kaprah,“ katanya
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) meminta pemerintah Indonesia segera menyiapkan tempat penampungan khusus, untuk ratusan pengungsi Rohingya yang kini terdampar di Aceh dan Sumatera Utara.
"Kami meminta kepada pemerintah, agar disediakan satu tempat bagi pengungsi sehingga tidak ada lagi manusia kapal, apalagi Indonesia pernah menampung pengungsi dari Kamboja dan Vietnam," kata Ketua Bidang Kerukunan Antarumat Beragama MUI Slamet Effendi Yusuf saat jumpa pers pernyataan sikap bersama MUI dan Walubi di Jakarta, Rabu (27/5).
Slamet mengatakan, Indonesia bisa menyiapkan tempat penampungan seperti yang pernah disiapkan untuk pengungsi Kamboja dan Vietnam pada 1970-an di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Kamp pengungsian yang dibangun oleh Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR/United Nations High Commision for Refugees) dan Pemerintah Indonesia tersebut, dapat menampung sekitar 250 ribu orang hingga tahun 1990-an.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Ketua Umum Walubi Arief Harsono, mengimbau seluruh umat beragama, baik Buddha maupun Islam dapat menjaga hubungan baik serta bersama-sama memberi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi.
Seruan dan bantuan tersebut, kata Slamet, merupakan bentuk keprihatinan dari MUI dan Walubi atas kompleksitas permasalahan warga Rohingya yang tidak diakui status kewarganegaraannya di Myanmar. (walubi.or.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...