Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena Diperiksa KPK

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Michael Wattimena memberi salam kepada awak media usai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (14/6). Michael Wattimena diperiksa sebagai saksi terkait dengan kasus dugaan suap yang melibatkan tersangka Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara Amran Hi Mustary terkait dengan projek pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara. (Foto-foto: Dedy Istanto).

Para awak media berusaha mengejar Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena saat keluar dari gedung KPK usai menjalani pemeriksaan terkait dengan kasus dugaan suap pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara.

Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena memasuki kendaraan mobilnya menghindari dari kejaran awak media usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait dengan dugaan suap pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara.

Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena saat berada di dalam kendaraan mobilnya usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait dengan proyek pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Michael Wattimena memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi terkait kasus dugaan suap di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (14/6).

Michael Wattimen diperiksa untuk tersangka Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara, Amran Hi Mustary.

“Saya diperiksa terkait dengan permasalahan jalan di Maluku dengan menjawab sebanyak 25 pertanyaan dari penyidik,” kata Michael usai keluar dari gedung KPK.

KPK memeriksa Michael Wattimena sebagai saksi terkait dugaan suap dalam proyek di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Nama Michael disebut-sebut oleh anggota DPR Damayanti Wisnu Putranti yang diduga menerima suap dalam sidang perdana pembacaan dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Editor : Eben E. Siadari