Walau Ditentang, Filipina Tetap Tawarkan 8 Pangkalan ke AS
FILIPINA, SATUHARAPAN.COM – Filipina akan menawarkan delapan pangkalan militernya untuk digunakan oleh pasukan Amerika Serikat. Pernyataan itu disampaikan juru bicara militer pada hari Rabu (13/1) setelah Mahkamah Agung negara kembali menegakkan perjanjian keamanan yang disepakati dengan Washington dalam menghadapi ketegangan yang meningkat dengan Tiongkok.
“Fasilitas ini nantinya akan digunakan untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan”, kata juru bicara militer Kolonel Restituto Paradila. Dia menambahkan bahwa tawaran tersebut masih harus diselesaikan setelah Mahkamah Agung Filipina pada Selasa lalu kembali mengukuhkan perjanjian keamanan untuk jangka waktu 10 tahun.
Keputusan itu memungkinkan implementasi penuh Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan atau Enchanced Defense Co-operation Agreement (EDCA) yang ditandatangani tahun 2014 lalu tetapi tidak dilaksanakan karena ada gugatan hukum dari kelompok yang menetang keterlibatan militer Amerika Serikat (AS) di Filipina yang merupakan bekas negara jajahan AS pada di tahun 1898 sampai 1946. Jika hal tersebut disetujui, maka implementasi perjanjian ini akan memungkinkan lebih banyak pasukan AS untuk melakukan pelatihan perang di Filipina dan membantu Manila membangun fasilitas militer.
Sementara itu aksi unjuk rasa masih terus terjadi di Manila, Filipina pada hari Kamis (14/1) yang digelar di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk melawan EDCA. Massa yang berkumpul membawa sejumlah atribut berupa poster dan spanduk bertuliskan penolakan tersebut setelah adanya proses menawarkan militer AS untuk menggunakan delapan pangkalan militer Filipina. Aksi unjuk rasa sebelumnya juga digelar pada hari Selasa (12/1) kemarin di depan gedung Mahkamah Agung Filipina. (AFP).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...