Wali Kota di Prancis Pertimbangkan Intervensi Militer Awasi Imigran
LILLE, SATUHARAPAN.COM – Wali kota Calais pada Senin (19/10) memunculkan kemungkinan untuk mengerahkan militer guna mengawasi sebuah permukiman kumuh yang ditempati sekitar 6.000 imigran dan pengungsi dalam kondisi mengerikan.
Kamp yang disebut “New Jungle” tersebut dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari pusat kota pelabuhan Prancis utara, semakin meluas dalam beberapa bulan terakhir ini karena semakin banyak imigran yang tiba di sana untuk menyeberang ke Inggris.
“Mungkin militer harus datang untuk mengawasi tempat ini,” kata Natacha Bouchart kepada radio RMC, menyebut kota tersebut sebuah kota yang tidak diketahui apa yang terjadi di dalamnya.
“Sah-sah saja bila meminta militer untuk datang mengawasi, meyakinkan dan mungkin membongkar beberapa jaringan yang mungkin ada,” tambahnya.
Sekitar 750 petugas polisi sudah dikerahkan di Calais dan beberapa area di sekelilingnya, tempat para imigran dan pengungsi asal tanduk Afrika, Timur Tengah atau Afghanistan mencoba menyeberang ke Inggris menggunakan truk, kapal feri atau melalui Terowongan Channel.
Keamanan yang diperketat memperlambat laju penyeberangan ilegal ke Inggris, yang jumlahnya bisa sampai 150 per hari pada Agustus.
Namun, banyak imigran dan pengungsi yang masih berada di kamp “New Jungle”.
Saat musim dingin tiba, organisasi kemanusiaan khawatir kondisi ribuan imigran di kamp tersebut akan semakin memburuk.
Selain itu, dokumen yang dilihat AFP menunjukkan bahwa kamp itu berlokasi di samping dua pabrik kimia yang tergolong berisiko tinggi karena zat-zat beracun yang digunakan dan di simpan di sana.(AFP/ant)
Editor : Eben E. Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...