Wall Street Menguat Meski Data Ekonomi AS Lemah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Saham-saham di Wall Street berakhir menguat pada Kamis atau Jumat (21/2) pagi WIB, karena investor mengabaikan beberapa data ekonomi AS mengecewakan yang sebagian besar dihubungkan dengan cuaca musim dingin parah.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 92,67 poin (0,58 persen) menjadi 16.133,23.
Indeks berbasis luas S&P 500 menguat 11,03 poin (0,60 persen) menjadi 1.839,78, sekitar delapan poin dari rekor tertinggi pada pertengahan Januari.
Indeks komposit teknologi Nasdaq naik 29,59 poin (0,70 persen) pada 4.267,55.
Pasar ragu-ragu pada awal perdagangan sebelum menuju ke utara untuk sisa sesi, meskipun laporan ekonomi yang datang lebih lemah dari yang diharapkan.
Klaim pengangguran turun pada pekan lalu, tetapi tidak sebanyak yang diantisipasi. Indeks manufaktur Federal Reserve Philadelphia untuk wilayah Mid-Atlantic secara tak terduga jatuh ke wilayah negatif, menjadi -6,3 pada Februari dari 9,4 pada Januari.
"Hampir setiap laporan ekonomi AS yang dirilis selama bulan lalu telah terdistorsi oleh cuaca musim dingin brutal. Suhu akan meningkat dan pada akhirnya data ekonomi akan normalkan, tapi kami masih memiliki setidaknya bulan lain nilai data ekonomi lemah ke depan," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.
Verizon Communications memimpin Dow lebih tinggi, melonjak 3,4 persen, diikuti oleh DuPont naik 1,7 persen.
Wal-Mart adalah saham unggulan (blue-chip) yang tertinggal, jatuh 1,8 persen setelah laba kuartal keempat fiskalnya menunjukkan penurunan 0,4 persen dalam penjualan di toko-tokonya di AS.
Laba disesuaikan Wal-Mart sebesar 1,60 dolar per saham mengalahkan estimasi satu sen, tetapi perkiraan laba kuartal saat ini jauh di bawah harapan Wall Street.
Di bidang merger dan akuisisi, Facebook naik 2,3 persen setelah membeli layanan pesan WhatsApp senilai 19 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan saham yang diumumkan pada Rabu sore.
Layanan pesan saingannya, Twitter, naik 2,0 persen dan pembuat telepon pintar (smartphone) BlackBerry melonjak 3,8 persen.
Tesla melonjak 8,4 persen setelah produsen mobil listrik mewah itu melaporkan hasil kuartalan lebih kuat dari perkiraan dan memperkirakan kenaikan besar pada penjualan 2014.
PepsiCo naik 1,2 persen. Aktivis investor Nelson Peltz dilaporkan menyampaikan surat kepada dewan perusahaan menyerukan untuk memisahkan perusahaan makanan ringan dan minuman global Pepsi untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun naik menjadi 2,75 persen dari 2,73 persen pada Rabu, sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,73 persen dari 3,71 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...