Wall Street Turun Tertekan Gejolak Pasar Negara Berkembang
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Wall Street berakhir turun tajam pada Rabu (30/1) Kamis pagi WIB, di tengah kekhawatiran turbulensi di pasar negara berkembang, sebuah penurunan yang curam setelah Federal Reserve AS memangkas kembali stimulus moneternya untuk bulan kedua berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 189,77 poin (1,19 persen) menjadi 15.738,79.
Indeks berbasis luas S&P 500 turun 18,30 poin (1,02 persen) menjadi 1.774,20, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 46,53 poin (1,14 persen) menjadi 4.051,43.
Michael James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities, mengatakan penggandaan suku bunga acuan bank sentral Turki membawa kekhawatiran investor "ke tingkat lain", mendorong kemunduran dari saham dan aset-aset berisiko lainnya.
Sebuah langkah serupa di Afrika Selatan juga gagal membendung erosi mata uangnya.
Setelah saham Eropa merosot, saham AS dibuka di merah dan jatuh lebih lanjut setelah Fed mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi pembelian aset lagi sebesar 10 miliar dolar AS pada Februari menjadi 65 miliar dolar AS, keputusan itu secara luas telah diperkirakan.
"Orang-orang gelisah, terutama karena ketidakpastian prospek pada ekonomi negara-negara berkembang," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Rockwell Global Capital.
Dia mengatakan langkah Fed, serta sejumlah laporan laba bervariasi, adalah faktor-faktor yang lebih kecil dalam aksi jual.
Komponen Dow, Boeing, tenggelam 5,3 persen setelah memproyeksikan labanya datar pada 2014 disebabkan oleh peningkatan moderat dalam pengiriman pesawat komersial dan pendapatan yang lebih rendah dari pesanan departemen pertahanan AS.
AT&T turun 1,2 persen di tengah kekhawatiran bahwa prospek aliran kas perusahaan telah dipotong. Morgan Stanley menilai pembayaran tinggi perusahaan untuk pemegang saham sebuah "kekhawatiran yang luas."
Citigroup, yang memiliki kehadiran yang relatif besar di pasar negara berkembang, turun 3,1 persen di tengah kekhawatiran tentang prospek di negara-negara ini. JPMorgan Chase dan Bank of America masing-masing kehilangan 0,4 persen dan 0,3 persen.
Yahoo jatuh 8,7 persen setelah melaporkan penurunan enam persen selama kuartal keempat dalam pendapatan iklan display yang telah lama berada di penghasilan inti Yahoo.
Dow Chemical melonjak 3,9 persen setelah labanya 65 sen per saham mengalahkan 43 sen perkiraan para analis. Perusahaan ini mengumumkan kenaikan dividen 15 persen dan perluasan program pembelian kembali saham dari 1,5 miliar dolar AS menjadi 4,5 miliar dolar AS.
Harga obligasi naik tajam. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS turun menjadi 2,68 persen dari 2,75 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,62 persen dari 3,67 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...