Wancana Tambah Komisi DPR, Gerindra Komunikasi dengan KMP
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan ia masih terus melakukan komunikasi dengan Koalisi Merah Putih (KMP) mengenai wacana penambahan jumlah Komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
"Masih komunikasi terus di KMP, masih ada pembicaraan idealnya untuk penambahan sejumlah komisi,” kata Edhy di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (10/10).
Menurut Edhy DPR merupakan lembaga pengawasan. Partai Gerindra sendiri lebih memfokuskan diri di bidang pertanian di Komisi IV dan Komisi I yang membidangi luar negeri dan teknologi informasi.
"Saya harapkan begitu," katanya.
Edhy enggan membicarakan siapa saja yang bakal diajukan untuk menduduki komisi baru nanti. Namun, kata dia, kader-kader Gerindra siap untuk menduduki jabatan-jabatan tersebut.
"Kita sudah siapkan nama-nama kader kita, ada 73 dikurangi pimpinan berati ada 72 dibagi 11 nah itulah kira-kira yang ada di komisi. Kira-kira ada yang menempati VII, ada yang menempati VI," katanya.
Sebelumnya partai koalisi Prabowo yang kini telah menguasai kursi pimpinan DPR dan MPR RI melontarkan wacana pemekaran komisi di DPR. Hal ini bakal dilakukan terhadap komisi yang memiliki terlalu banyak mitra, agar komisi tersebut bisa lebih fokus dalam bekerja.
Nasib PPP
Edhy mengatakan Koalisi Merah Putih Masih akui PPP sebagai sahabat meski sempat membelot ke kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada saat pemilihan Ketua MPR lantaran tidak diberi jatah kursi pimpinan, namun KMP akan memaafkannya.
"Masalah PPP inikan kita melihat PPP ini sebagai sahabat dari awal," kata dia.
Menurut Edhy, kesalahan PPP hanya satu malam lantaran tidak mendukung paket pimpinan yang diajukan KMP. Bagi dia, ini dinamika politik dan demokrasi. Karena itu, KMP masih menganggap PPP sebagai kawan seperjuangan.
"Itu hanya kebijakan fraksi, mungkin malam itu DPP-nya ke kita (KMP, red), fraksinya ke sana (KIH, red) melihat yang penting melihat hasil akhir," sindir Edhy.
Edhy juga menegaskan, PPP tidak akan dikeluarkan dari KMP. Sebab, kata dia, KMP bersama PPP sudah melakukan serangkaian kegiatan, mulai dari Pilpres, pengesahan UU PIlkada, UU MD 3, perebutan kursi DPR dan MPR.
"Tiba-tiba pas kegiatan yang 6 tidak ikut, apakah 5 ini dihilangkan? Kan tidak, kita harus menilai itu secara dewasa jangan kekanak-kanakan. Emosi mungkin bisa, tapi namanya saudara, kadang-kadang tidak bersama-sama bersenang-senang, saya pikir tidak ada. Kami harapkan seluruh pimpinan PPP juga arif jadi keluarga besar KMP," katanya
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...