Wanita Ditembak Mati dalam Unjuk Rasa di Kamboja
PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM – Seorang wanita ditembak mati dan beberapa orang terluka dalam bentrokan antara pekerja garmen yang melakukan unjuk rasa dan polisi antihuru-hara di Phnom Penh , ibu kota Kamboja. Kelompok hak asasi manusia dan anggota keluarga mengungkapkan peristiwa itu pada Selasa (12/11).
Bentrokan terjadi saat ratusan pekerja dari sebuah pabrik yang menyuplai merek-merek global melakukan pawai unjuk rasa menuju rumah Perdana Menteri Hun Sen di jantung Kota Phnom Penh. Mereka menuntut kondisi pekerjaan yang lebih baik.
“Ini tindakan keras yang kejam dari pihak berwenang,” ujar Am Sam Ath, dari kelompok hak asasi lokal Licadho, di rumah sakit kota tempat para korban dibawa untuk dirawat.
Aktivis mengatakan kepada AFP, lima orang lainnya mengalami luka tembak saat kerusuhan tersebut.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan pasukan keamanan menggunakan meriam air saat demonstran melemparkan batu dan membakar sebuah kendaraan polisi. Mereka belum mengonfirmasi laporan para saksi mengenai respons yang lebih kejam, termasuk peluru karet dan gas air mata.
Wanita yang tewas itu menurut anggota keluarganya bernama Eng Sokhom, berusia 79 tahun.
“Ibu saya ditembak di bagian dada saat dia menjual beras di pinggir jalan,” ungkap putri wanita tersebut, Vong Voleak.
Seorang reporter AFP yang berada di tempat kejadian menemukan peluru di dekat kios di jalan.
Lebih dari 12 orang, termasuk beberapa biksu Buddha, diciduk polisi.
Seorang wartawan AFP yang berada di tempat kejadian juga melihat polisi yang memukul sejumlah pengunjuk rasa di dalam tahanan mereka dan menyebabkan beberapa orang berdarah.
Ratusan polisi antihuru-hara, yang membawa pentungan dan perisai, berjaga-jaga di jalan-jalan ibu kota. Batu dan tabung gas air mata berserakan di jalan-jalan itu.(AFP/Ant)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...