Warga Jakarta Harus Mengkonsumsi Omega-3
MASSACHUSETTS, SATUHARAPAN.COM – Polusi udara di Jakarta sejak lama dianggap berbahaya. Setiap tahun jutaan warga mengalami gangguan pernapasan akibat gas buang kendaraan. Peneliti Harvard kini punya solusi buat mencegah efek buruk polusi udara.
Polisi udara di kota besar seperti Jakarta menimbulkan kerugian yang hampir tak ternilai. Penelitian terbaru menemukan partikel polusi bisa menembus hingga ke paru-paru dan organ penting lain, termasuk otak dan buah zakar. Ilmuwan mengkhwatirkan, dampak kesehatan polusi udara bahkan lebih buruk ketimbang yang selama ini diasumsikan.
Dalam sebuah laporan penelitian yang dimuat oleh harian Inggris The Guardian, ilmuwan Amerika Serikat memastikan Asam Lemak Omega-3 alias (OFA) sukses mengurangi dampak negatif polusi udara pada tubuh.
Zat yang bisa ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak nabati semisal minyak ikan itu bisa mencegah dan menyembuhkan radang atau stres oksidatif.
Peneliti di Harvard Medical School sepakat, dua hingga tiga gram Asam Lemak Omega-3, cukup untuk memangkas potensi terkena penyakit sebanyak 50 persen.
Dosis tersebut misalnya bisa berbentuk dua porsi ikan seberat masing-masing 85 gram. Namun konsumsi ikan harus pula dibatasi mengingat tingginya risiko paparan merkuri pada satwa laut.
"Banyak penyakit peradangan pada manusia bisa disembuhkan dengan Asam Lemak Omega-3. Kami sangat yakin Omega-3 bisa digunakan pula untuk meminimalisir dampak buruk polusi udara,” kata Dr Jing Kang dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, yang dilansir situs dw.com.
Polusi udara di Jakarta, tergolong yang paling parah di dunia. Terutama gas buang kendaraan bermotor selama ini sering dikaitkan dengan maraknya gangguan pernapasan. Pada studi Universitas Indonesia tahun 2015 yang dipublikasikan CNN Indonesia, peneliti menemukan hingga 60 persen pasien di rumah sakit di Jakarta merupakan korban polusi udara.
Di semua pasien yang dirawat di rumah sakit di Jakarta saa itu, 1,2 juta di antaranya menderita gangguan asma atau bronkitis. Sementara penderita infeksi saluran pernapasan akut bahkan mencapai 2,4 juta kasus.
Penyakit yang Disebabkan Kabut Asap
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Ribuan orang dilaporkan terkena infeksi saluran pernapasan (ISPA) atas, sejak kabut asap menggelayut di langit Sumatera. ISPA sejatinya disebabkan oleh infeksi virus, bukan oleh kabut asap. Tapi polusi udara yang parah, ditambah dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan gangguan pernapasan. ISPA selama ini banyak menjangkkiti anak-anak dan kaum manula
Asma
Selain genetik, penyakit asma juga disebabkan oleh buruknya kualitas udara. Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.
Penduduk yang mengidap asma, terutama anak-anak, adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
PPOK menggabungkan berbagai penyakit pernapasan semisal bronkitis. Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan bisa berakibat fatal pada penderita PPOK, karena mengurangi kinerja paru-paru. Semakin lama pasien terpapar kabut asap, semakin besar juga risiko kematian akibatnya.
Penyakit Jantung
Kabut asap membawa partikel mini bernama PM2.5 yang dapat masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan. Sebuah studi oleh California Environmental Protection Agency tahun 2014 membuktikan, pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu lama menggandakan risiko terkena serangan jantung atau stroke.
Iritasi
Dalam bentuk yang paling ringan, paparan kabut asap bisa menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung, serta menyebabkan sakit kepala atau alergi. Asosiasi Paru-paru Kanada mengingatkan, masker wajah tidak melindungi tubuh dari partikel ekstra kecil yang dibawa kabut asap.
Editor : Sotyati
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...