Warga Kaledonia Baru beri Suara Referendum Kemerdekaan dari Prancis
NOUMEA, SATUHARAPAN.COM-Warga Kaledonia Baru memberikan suara dalam jumlah besar di pada hari Minggu (4/10) untuk referendum tentang apakah akan memisahkan diri dari Prancis setelah hampir 170 tahun.
Sebuah pemungutan suara "ya" akan membuat Prancis kehilangan wilayah di Pasifik itu yang paling penting, dan mengakhiri kebanggaan bekas kekuatan kolonial yang jangkauannya pernah sampai Karibia, sebagian besar Afrika, Asia dan Pasifik.
Referendum juga bertepatan dengan konfigurasi ulang geopolitik di Pasifik, di mana China memperluas pengaruhnya dengan menyingkirkan pemain Barat tradisional.
Hingga Minggu malam, perkiraan jumlah pemilih adalah 79,63%, menurut Kantor Komisaris Tinggi Republik di Kaledonia Baru dikutip Reuters.
Lebih dari 180.000 penduduk jangka panjang Kaledonia Baru terdaftar untuk memilih “ya” atau “tidak” pada pertanyaan: "Apakah Anda ingin Kaledonia Baru memperoleh kedaulatan penuh dan merdeka?"
Wacana Dekolonisasi Beberapa Dekade
Kaledonia Baru telah bergulat dengan pertanyaan dekolonisasi selama beberapa dekade. Pada tahun 2018, mereka memilih untuk tidak berpisah dari Prancis, tetapi dengan suara kemerdekaan lebih kuat dari perkiraan dan referendum hari Minggu sedang diawasi dengan cermat.
Ini adalah bagian dari Kesepakatan Noumea tahun 1998 yang ditandatangani oleh Prancis, Kanak dan Front Pembebasan Nasional Sosialis dan para pemimpin anti kemerdekaan.
Kaledonia Baru, sebuah kepulauan dengan rentang sekitar 1.200 kilometer di timur Australia dan 20.000 kilometer dari Paris, menikmati otonomi yang besar tetapi sangat bergantung pada Prancis untuk masalah-masalah seperti pertahanan dan pendidikan.
Ekonominya ditopang oleh subsidi tahunan Prancis sebesar 1,3 miliar euro dan simpanan nikel yang diperkirakan mewakili 25% dari total dunia, dan pariwisata.
Perlu diketahui bahwa Kaledonia Baru merupakan salah satu negara di mana terdapat komunitas orang Jawa di negara itu. Mereka didatangkan sebagai pekerja pada akhir anad ke-19 oleh pemerintah Prancis. Jumlahnya hampi mencapai 20.000 orang, sebelum sebagian kembali ke Tanah Air.
Sekarang diperkitakan, menurut Konsulat Jenderal RI di sana, terdapat sekitar 7.000 warga Kaledonia Baru keturunan Jawa.
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...