Warga Pakistan Berebut Vaksinasi COVID-19 untuk Bekerja di Saudi
Arab Saudi hanya mengizinkan pekerja asing msuk yang divaksin dengan vaksin dari produksi AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Johnson and Johnson.
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Para pekerja ekspatriat Pakistan berdesak-desakan untuk mendapatkan suntikan vaksinCOVID-19 Pfizer/BioNTech atau AstraZeneca agar mereka dapat melakukan perjalanan untuk bekerja di Arab Saudi.
Mereka ,menyerbu pusat vaksinasi di Islamabad pada hari Senin (28/6), kata saksi.
Arab Saudi, yang melarang perjalanan langsung dari Pakistan, hanya menyetujui vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Johnson and Johnson. Siapa pun yang datang tanpa pernah divaksin dari salah satu dari vaksin itu diharuskan untuk dikarantina dengan biaya yang menurut banyak pekerja Pakistan tidak mampu mereka bayar.
Pakistan sangat bergantung pada vaksin Sinopharm, CanSinoBio, dan Sinovac yang disumbangkan oleh sekutu negara itu, China. Itu adalah masalah bagi puluhan ribu orang Pakistan yang bekerja di Arab Saudi dan menyumbang devisa hingga US$ tujuh miliar, atau seperempat dari total pengiriman uang tahunan negara itu.
“Ada kerumunan besar dan mereka mendobrak pintu kaca ini, karena mereka khawatir vaksinnya akan habis,” kata saksi Muhammad Ismail, 31 tahun, kepada Reuters.
Dia menunjukkan sisa-sisa pintu masuk pusat vaksinasi yang hancur, di mana kerumunan besar berkerumun di sekitar segelintir staf medis yang memeriksa orang-orang untuk disuntik.
Saksi-saksi lain memberikan keterangan serupa, tetapi meminta untuk tidak disebutkan namanya. Mereka memperkirakan jumlah massa mencapai ratusan orang.
“Orang-orang Saudi mengatakan mereka tidak menginginkan vaksin China, mereka menginginkan yang lainnya,” kata Ismail, yang memiliki pekerjaan di sebuah restoran di Arab Saudi. “Jika tidak, mereka membuat Anda dikarantina, dan biayanya sekitar 5.000 riyal (sekitar Rp 19 juta). Gaji bulanan saya 1.800 riyal, jadi bagaimana saya bisa membelinya?”
Dia dan empat kerabatnya pergi ke Islamabad dengan harapan mendapatkan vaksin AstraZeneca dan akhirnya kembali ke pekerjaan mereka. Mereka telah terjebak di Pakistan selama sembilan bulan terakhir setelah Arab Saudi menyuruh pekerja asing untuk pergi akhir tahun lalu.
Awal bulan ini Pakistan mulai mengizinkan orang di bawah 40 tahun yang harus melakukan perjalanan untuk pekerjaan di luar negeri untuk mendapatkan vaksin AstraZeneca, di mana negara tersebut memiliki 1,2 juta dosis yang diperoleh melalui COVAX.
Pakistan juga memiliki sekitar 100.000 dosis Pfizer, yang ditujukan untuk orang-orang dengan gangguan kekebalan, dan pemerintah mengatakan pihaknya berencana untuk membeli 13 juta dosis lagi pada akhir tahun. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...