Warga Papua Diajak Jaga Kerukunan di Tengah COVID-19
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengajak segenap warga untuk menjaga toleransi di tengah pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19 dan menjelang Bulan Ramadan, yang disiarkan lewat dialog interaktif di RRI Jayapura, Kamis (23/4).
Dialog interaktif "Polisi menyapa di Radio Republik Indonesia (RRI) Jayapura" dengan tema "Menjaga Toleransi jelang Bulan Ramadan di Tengah Pandemi Corona" di Media Center Polda Papua di Kota Jayapura itu dihadiri Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, Ketua PWNU Provinsi Papua KH Dr Toni Wanggai dan anggota FKUB Provinsi Papua Pdt Hiskia Rollo, STh, MTh.
Pada momentum ini, AM Kamal mengklaim situasi dan kondisi di Papua secara keseluruhan cukup aman dan kondusif.
"Alhamdulillah sampai hari ini sangat baik terkait dengan toleransi antarumat beragama di Provinsi Papua, namun kami perlu ingatkan kembali kepada seluruh warga masyarakat bahwa saudara kita kaum Muslim itu besok (Jumat, 24/4) akan menjalankan ibadah puasa," katanya.
Puasa yangg akan dijalankan adalah ibadah puasa Ramadan yang wajib hukumnya untuk semua umat Muslim menjalankannya selama satu bulan penuh.
"Dengan situasi dan kondisi seperti ini, kita harus saling mensupport, memberikan penguatan karena tentu situasi ekonomi juga sedikit terganggu, situasi kesehatan juga terganggu. Saat inilah kita sebagai tokoh agama dan masyarakat untuk mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman dulu karena situasi dan kondisi saat ini," katanya.
Kamal juga menyinggul soal unggahan di media sosial terkait warga yang dikucilkan oleh tetangganya karena ada yang terdampak virus corona.
"Hanya, saya secara pribadi sangat prihatin terhadap saudara kita yang menyampaikan di media sosial bahwa tetangganya mengucilkan dia karena salah satu anggota keluarga terkena pandemi corona," katanya, namun dia enggan menyebutkan nama orang yang dimaksud.
Terkait pencegahan, Kamal mengatakan seharusnya semua elemen warga ikut mendukung anjuran dari pemerintah daerah, provinsi hingga pusat, dan juga melalui instansi pemerintahan lainnya, seperti Polri dan TNI untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Dengan cara apa agar virus ini tidak berkembang? Tentu kita harus mematuhi dan mendengarkan perintah dari pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat provinsi, para kepala daerah pemerintah setempat yang melalui kepolisian, bahkan melalui para tokoh agama, dan kita kita harus bersinergi untuk sama-sama menjaga jarak, serta selalu ikuti imbauan pemerintah," kata Kamal.
Pdt Hiskia Rollo mengajak warga untuk mengikuti anjuran pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona yang telah mengglobal ini.
"Dua pekan lalu umat Kristiani telah melaksanakan perayaan Jumat Agung dan Paskah dalam suasana yang sangat sederhana sekali dan tidak pernah kita menduga sebelumnya dan bagi saudara-saudara kita yang Muslim untuk mempersiapkan diri memasuki bulan suci Ramadan sebulan penuh dalam situasi seperti ini," katanya.
Maka, katanya, FKUB Provinsi Papua mengimbau supaya semua warga dapat menahan diri dan berusaha untuk mengerti apa yang sudah dianjurkan oleh pemertintah di saat seperti ini.
"Mari kita gunakan media komunikasi, seperti pesan singkat, telepon dan video call dengan sanak saudara dan doakan agar virus ini cepat berlalu," katanya.
"Kami dari FKUB juga mengimbau kepada saudara-saudara umat beraga, baik Kristen, Khatolik, Islam, Hindu dan Budha, mari kita bersama-sama untuk menjaga situasi dan kondisi dalam memasuki bulan suci Ramadan bagi umat Muslim. Kita jaga toleransi dan kerukunan umat beragama," kata Rollo.
Sementara itu, KH Dr Toni Wanggai mengatakan hari Kamis, 23 April 2020, ini Kementrian Agama dan ormas Islam melaksanakan sidang isbat untuk menetukan tanggal 1 Ramadan Tahun 2020.
"Dan Insya Allah tanggal 24 besok kita akan memasuki 1 Ramadan. Oleh karena itu ada imbauan dari Kementrian Agama dan MUI selama melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadaan ini kita tetap beribadah di rumah, baik melaksanakan Shalat Tarawih pada malam-malam bulan Ramadan, Tadarus Al Quran, Shalat Jumat dan juga melaksanakan Shalat Idul Fitri karena dikhawatirkan akan menyebarkan COVID-19," katanya.
Berdasarkan imbauan MUI, kata dia, ibadah bukan hanya baca Quran dan shalat, akan tetapi kalau menyelamatkan orang lain itu juga termasuk ibadah karena berbuat baik kepada orang lain adalah sedekah, dan sedekah dapat menolak bala.
"Kata Nabi Muhammad SAW janganlah kamu menyakiti dirimu sendiri dan juga orang lain. Oleh karena itu untuk menjaga saudara-saudara kita tidak tertular virus corona ini hendaknya kita mematuhi aturan pemerintah, Kementrian Agama dan MUI untuk tidak menjalankan ibadah dalam bentuk kerumunan," katanya.
"Allah SWT akan mendengarkan doa-doa kita, ketika kita berdoa secara baik, apalagi di dalam bulan suci Ramadan ini, untuk konteks toleransinya kita harus sepakat dengan keputusan pemerintah mengikuti apa yang dianjurkan oleh pemerintah provinsi maupun kota, seperti perpanjangan masa tanggap darurat hingga 6 Mei 2020, itu berarti kita tidak dianjurkan untuk melaksanakan ibadah dalam bentuk kerumunan," lanjutnya.
NU, kata dia, telah bekerja sama dengan Satgas COVID-19 Polda Papua dalam hal melaksanakan penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat ibadah, yakni masjid-masjid dan juga kita telah melaksanakan imbauan-imbauan kepada masyarakat dan ormas Islam.
"Kami juga telah memberikan fasilitas cuci tangan ke tempat ibadah dan keramaian masyarakat, pembagian masker dan sembako. Kami juga bekerja sama dengan MUI dan Satgas Pencegahan COVID-19 dari Polda dan polres apabila ada masyarakat atau ormas yang melaksanakan ibadah Shalat Jumat secara berkerumun, maka akan kami laporkan dan akan kami berikan sosialisasi langsung," katanya. (Ant)
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...