Warga Rusia Membelot Bergabung dalam Batalyon Siberia Militer Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Di lapangan tembak sederhana di luar Kiev, Ukraina, sekelompok 20 warga Rusia yang mengenakan seragam Ukraina berlatih menembakkan senapan serbu dan senapan mesin.
Tak lama lagi, mereka diperkirakan akan membidik tentara Rusia.
Komandan mereka, seorang warga Ukraina yang memperkenalkan dirinya dengan nama panggilan Batya, mengatakan beberapa rekrutan Batalyon Siberia Ukraina yang baru dibentuk, dengan bendera kuning dan biru di lengan baju mereka, kini siap berperang.
Seorang perwira militer Ukraina, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan sebagian besar dari 50 anggota unit tersebut berasal dari Rusia, melakukan perjalanan melalui negara ketiga untuk mencapai Ukraina.
Perwira tersebut mengatakan sebagian besar berasal dari masyarakat adat Siberia dan para anggota baru tersebut mengatakan bahwa mereka ingin melawan apa yang mereka katakan sebagai imperialisme Rusia baik di Ukraina maupun di tanah air mereka.
“Dimulai dari masa Tsar Rusia ketika mereka menjajah kami, mereka menghancurkan budaya, bahasa, dan tradisi kami. Itu adalah Russifikasi, murni dan sederhana,” kata Gennadiy, pria berusia 29 tahun dengan nama panggilan Buryat, yang mengacu pada kampung halamannya di Buryatia di tepi Danau Baikal di Siberia, kepada Reuters.
Analis militer mengatakan bahwa Buryatia, serta beberapa wilayah Rusia lainnya yang merupakan rumah bagi masyarakat adat, telah menyediakan tentara dalam jumlah yang sangat besar untuk upaya perang Rusia.
Gennadiy mengatakan banyak orang yang dimobilisasi secara paksa oleh Rusia, sementara yang lain tergiur dengan gaji yang bisa lebih dari sepuluh kali lipat gaji yang diterima sebagian orang di wilayah tersebut.
Kelompok masyarakat sipil Free Buryatia Foundation mengatakan upaya untuk memobilisasi warga Buryat dalam jumlah yang tidak proporsional adalah sebuah pilihan politik, karena Kremlin melihat Buryatia memiliki risiko yang lebih kecil dalam hal protes anti pemerintah.
Tidak semua rekrutan berasal dari Siberia. Beberapa datang dari wilayah lain di Rusia, namun mengatakan bahwa mereka didorong oleh keinginan untuk bergabung dengan unit yang berjuang untuk Ukraina melawan Rusia dan menyatakan solidaritas dengan masyarakat Siberia.
“Saya tidak ingin terlibat dalam kejahatan mengerikan yang dilakukan negara saya di wilayahnya sendiri, dan yang lebih mengerikan lagi, serangan massal yang kini menewaskan ribuan warga Ukraina. Tanpa belas kasihan terhadap perempuan, anak-anak, atau orang tua,” kata seorang pria berusia 41 tahun dari wilayah Moskow dengan nama panggilan Gandhi.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam invasinya ke Ukraina. Presiden Vladimir Putin mengatakan dia siap menggunakan segala cara yang ada untuk mempertahankan “integritas teritorial” Rusia.
Gandhi mengatakan dia mengambil nama tersebut karena ketertarikannya pada ide-ide pemimpin abad ke-20, yang memimpin upaya India untuk merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris.
Gandhi yang berasal dari Batalyon Siberia sekarang ingin menghancurkan apa yang disebutnya “penjara negara” Rusia. “Saya pikir ini akan membantu keruntuhan kekaisaran, menghancurkan penjara,” tambahnya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kemensos Dirikan 18 Sekolah Darurat Pasca Erupsi Lewotobi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya 18 sekolah darurat didirikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos...