Warga Taiwan Apresiasi Pertemuan Xi-Ma di Singapura
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM – Penduduk Taiwan menganggap pertemuan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou di Singapura pada hari Sabtu (7/11) merupakan sebuah langkah positif.
“Saya pikir itu (pertemuan Xi Jinping- Ma Ying Jeou, Red) baik untuk mempertahankan hubungan antara (Tiongkok, Red) daratan dan Taiwan,” kata Hsieh Chinchung, warga Yunlin county di Taiwan Barat, hari Minggu (8/11) seperti diberitakan Xinhua.
Pemuda berusia 20 tahun tersebut merupakan mahasiswa baru di Sun Yatsen University di Guangzhou, provinsi Guangdong, Tiongkok.
Chinchung tidak menganggap Tiongkok dan Taiwan bermusuhan karena dia sering mengunjungi Tiongkok, karena banyak kerabat berasal dari Tiongkok.
“Saya mulai menetap di daratan (Tiongkok, Red) ketika saya usia sekolah menengah pertama. Saya bertemu dengan sebagian besar teman-teman saya di Taiwan daratan. Sekarang saya menganggap diri sebagai penduduk Guangzhou. Saya suka masakan lokal dan saya dapat berbicara bahasa Kanton (bahasa resmi Taiwan, Red),” kata Chinchung.
Sementara itu pendapat positif serupa dituturkan Chang Yichen. Dia adalah warga Taiwan yang berasal dari Kaohsiung, saat ini Yichen sedang menjalani studi program pascasarjana berusia 22 tahun di Universitas Peking di Beijing, Tiongkok.
“Saya sudah di Beijing selama dua bulan. Saya menerima gelar sarjana saya di hukum dari Taiwan Chengchi University,” kata Yichen.
Yichen memilih untuk belajar untuk gelar master di sebuah perguruan tinggi di Tiongkok karena dia ingin tahu lebih banyak tentang Tingkok.
“Saya masih dapat menggunakan berbagai fasilitas makanan dan minuman, tapi saya berharap masalah pemisahan diselesaikan sesegera mungkin. Hanya sebuah negara bersatu bisa menunjang kompetisi global, tidak ada keraguan bahwa Taiwan dan daratan (Tiongkok, Red) saling membutuhkan,” kata Yichen.
David Gosset, pendiri Euro-China Forum mengapresiasi positif pertemuan kedua pemimpin karena kedua negara akan bergerak untuk menangkal lebih banyak dan berkoordinasi pada perdamaian.
“Dalam konteks ini, maka banyak orang akan mengingat 7 November 2015 sebagai hari bersejarah oleh banyak orang di dunia,” kata Gosset.
Zhang Zhijun, Kepala Kantor Kerja Taiwan dari Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok menyebut Xi dan Ma, dalam kapasitas mereka sebagai pemimpin yang visioner karena bertukar pandangan selama pertemuan yang digelar tertutup itu.
“Pertemuan di Asia Tenggara (Singapura, Red) adalah sebuah terobosan dalam tatap muka pertukaran dan komunikasi antara para pemimpin di Selat Taiwan setelah hubungan menjadi tegang menyusul peristiwa 1949,” kata Zhijun.
Zhijun mengatakan pertemuan itu meningkatkan saling percaya dan memungkinkan untuk pertukaran opini tentang penanganan hubungan Laut China Selatan.
Selain itu, menurut Zhijun pertemuan tersebut akan membantu mengkonsolidasikan konsensus yang dicapai dalam pembicaraan antara kedua belah pihak pada tahun 1992 dan mendukung prinsip satu-Tiongkok yang bersatu, dan menjaga perkembangan hubungan damai kedua negara. (xinhuanet.com).
Editor : Bayu Probo
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...