Wartawan Belarus Sabet Hadiah Nobel Sastra 2015
OSLO, SATUHARAPAN.COM - Swedish Academy yang bertanggung jawab menetapkan pemenang hari ini (8/10) mengumumkan Hadiah Nobel untuk bidang Sastra 2015 jatuh kepada Svetlana Alexandrovna Alexievich, wartawan dan penulis asal Belarus.
Hadiah Nobel diberikan kepadanya. atas "tulisan-tulisan polifonik, sebuah monumen untuk penderitaan dan keberanian dalam masa kita," kata siaran pers lembaga pemberi penghargaan itu, dalam acara singkat yang disiarkan secara streaming lewat websitenya, www.nobelprize.org.
Svetlana Alexandrovna Alexievich lahir pada 31 Mei 1948 di Ukraina, adalah seorang jurnalis investigatif, ahli burung dan penulis prosa penulis. Ayah ibunya berkebangsaan Belarus Ukraina dan ia dibesarkan di belarus. Setelah menamatkan sekolah, ia bekerja sebagai reporter di beberapa surat kabar lokal. Ia juga pernah sebentar bekerja pada majalah pertama Belarusia yang mengulas hal-ihwal memancing ikan mas. Lalu kemudian ia menjadi koresponden untuk majalah sastra Neman di Minsk.
Dia melanjutkan karier jurnalistik dan menulis narasi dari wawancaranya dengan saksi peristiwa paling dramatis di negara ini, seperti Perang Dunia II, perang Soviet-Afganistan, jatuhnya Uni Soviet, dan bencana Chernobyl.
Setelah penganiayaan oleh rezim Lukashenko, dia meninggalkan Belarus pada tahun tahun 2000. Ia ditawari perlindungan oleh International Cities of Refugee Network dan selama beberapa dekade ia tinggal di Paris, Gothenburg dan Berlin. Pada tahun 2011 Alexievich pindah kembali ke Minsk.
Karya sastranya, sebagaimana dicatat oleh Wikipedia, digambarkan sebagai kronik sastrawi dari sejarah emosional orang-orang Soviet dan pasca-Soviet. Karya paling terkenalnya dalam terjemahan Bahasa Inggris ialah mengenai catatan tangan pertama tentang perang Afganistan (Zinky Boys) dan sejarah oral bencana Chernobyl (Voices from Chernobyl) yang banyak dipuji.
Ada pun novel pertamanya yang berjudul War's Unwomanly Face terbit pada tahun 1985. Buku tersebut dicetak ulang dan dijual lebih dari dua juta kopi. Novel ini terdiri dari monolog-monolog perempuan dalam perang, berbicara tentang berbagai aspek Perang Dunia II yang belum pernah berhubungan sebelumnya.
Karyanya yang lain, The Last Witness the Book of Unchildlikle Stories, menggambarkan kenangan pribadi anak-anak selama perang. Perang digambarkan melalui penglihatan perempuan dan anak-anak, mengungkapkan sebuah dunia perasaan yang baru.
Pada tahun 1993, ia menerbitkan Enchanted with Death, sebuah buku tentang bunuh diri yang nyata karena jatuhnya Uni Soviet. Banyak orang merasa tidak dapat lepas dari ideologi Komunis dan dapat tidak sanggup menerima orde yang baru dan penafsiran baru sejarah.
Buku Alexievich telah diterbitkan di banyak negara termasuk di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, Swedia, Prancis, Tiongkok, Vietnam, Bulgaria, dan India dengan total 19 negara. Ia juga menulis 21 skrip film dokumenter dan tiga drama, yang dipentaskan di Prancis, Jerman, dan Bulgaria.
Sebagai catatan, sejak dianugerahkan pertama kali pada tahun 1901, sudah ada 108 orang yang memenangi Hadiah Nobel untuk Sastra. Sebanyak 14 diantaranya adalah perempuan.
Sebanyak empat kali penganugerahan Nobel diberikan kepada dua orang.
Pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra termuda adalah Rudyard Kipling dengan karya terbaiknya The Jungle Book. Ia berusia 42 ketika menerima Hadiah Nobel.
Sedangkan yang tertua adalah Doris Lessing, yang dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 2007 ketika berusia 88 tahun.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...