Washington Post: Iran Perlakukan Wartawan AS di Tahanan dengan Buruk
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Washington Post pada Selasa (14/4) mengecam kurangnya akses untuk menemui penasihat hukum wartawan surat kabar tersebut yang ditahan di Iran, bersikeras bahwa jurnalisnya “tidak berbuat salah.”
Pernyataan terbaru dari harian AS itu muncul sehari setelah mereka mengecam tuduhan spionase terhadap jurnalis yang berbasis di Teheran bernama Jason Rezaian, yang dipenjara sejak Juli lalu.
Direktur eksekutif Washington Post Martin Baron, dalam pernyataan keduanya pada dua hari penahanan Rezaian, mengatakan bahwa beberapa laporan tentang kuasa hukumnya menyesatkan.
Baron mengkritik “kurangnya akses terhadap kuasa hukum untuk wartawan itu selama hampir sembilan bulan penahanan.”
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa pengacara Rezaian, Leila Ahsan, disalahartikan ketika dikutip mengatakan bahwa dia dapat menemui Rezaian “kapan pun.”
“Jason masih belum melakukan diskusi substantif dengan Leila,” kata Baron dalam pernyataan tersebut.
“Satu-satunya pertemuan mereka digelar beberapa pekan lalu di ruang hakim sebelum Leila secara formal ditunjuk sebagai penasihat hukumnya. Mereka tidak diizinkan membahas kasus Jason atau dakwaan yang dihadapinya, yang masih belum diungkapkan kepada publik.”
Rezaian dijadwalkan akan bertemu dengan pengacara itu pekan depan namun sesi terbatas selama satu jam itu akan menjadi satu-satunya kesempatan konsultasi yang diizinkan dalam persiapan persidangan, yang mungkin digelar pada awal Mei, menurut Post.
“Gagasan bahwa Jason - atau siapa pun - hanya diizinkan menemui pengacara selama satu jam sebelum diadili atas dakwaan serius benar-benar mengerikan,” kata Baron.
“Jenis pembatasan ini mencerminkan ketidakadilan yang Iran tunjukan di setiap kesempatan dalam penanganan mereka terhadap kasus Jason.” (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...