Waskita Menangkan Proyek Renovasi Masjidil Haram
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - PT Waskita Karya (WSKT) baru saja mengumumkan keterlibatannya sebagai salah satu perusahaan yang ditunjuk dalam rencana perluasan dan renovasi mesjid terbesar di Mekkah, Masjidil Haram.
Seperti dikutip The Jakarta Post, Presiden Direktur PT Waskita Karya, M. Choliq mengatakan pihaknya telah mengatur kerjasama dengan Saudi Binladin Group (SBG)--salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Saui Arabia untuk menyelesaikan proyek raksasa ini, yang rencananya akan rampung dalam jangka waktu lima hingga 10 tahun.
"Masjidil Haram akan menjadi proyek jangka panjang bagi PT Waskita KArya. Kami akan merenovasi mesjid tersebut secara bertahap dan tentunya dimulai setelah musim Haji, karena kami tidak ingin mengganggu kegiatan ibadah para jemaah," kata Choliq di sela rapat dengar pendapat dengan komisi V, Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi infrastruktur serta transportasi. Tahun ini, musim Haji akan jatuh pada bulan Oktober.
Ia menambahkan, Waskita, yang dikelola oleh pemerintah Indonesia akan memulai proyek tersebut bulan depan. Kendati enggan menyebutkan nilai kontrak renovasi serta perluasan Masjidil Haram, Choliq menekankan bahwa proyek ini merupakan proyek yang sangat substansial serta penting untuk menguatkan posisi PT Waskita Karya sebagai pemain global.
Masjidil Haram adalah mesjid yang mengelilingi situs Islam tersuci yang disebut Ka'bah.
Sepanjang tahun ini, PT. Waskita Karya telah mengerjakan proyek-proyek dengan nilai total US$ 2.24 atau sekitar 3,5 triliun Rupiah, dengan perolehan laba tahun 2012 lalu yang mencapai 9 trilyun Rupiah. Hal inipun disampaikan oleh M Choliq.
Selain Waskita, perusahaan konstruksi Indonesia seperti PT. Wijaya Karya dan PT Pengembang Perumahan juga sedang merencanakan pelebaran sayap bisnis ke pasar Internasional.
Sekretaris Korporat PT Wijaya Karya, Natal Argawan mengatakan bahwa perusahaannya telah memasukkan proposal untuk beberapa proyek terbaru di Amerika Latin dan Malaysia.
"Untuk pasar Amerika Latin, kami telah membentuk tim yang akan meneliti pasar di beberapa negara. Kami akan mengidentifikasi prospek, risiko, dan situasi politik yang akan terjadi di negara tempat sasaran bisnis kami," kata Natal lagi.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...