WCC: Lindungi Rakyat Suriah
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches / WCC) mengecam dan mengutuk penggunaan senjata kimia, dan meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memenuhi tanggung jawab untuk melindungi rakyat Suriah.
Pernyataan WCC itu disampaikan berkaitan dengan serangan dengan senjata kimia dalam perang Suriah yang terjadi pada pinggiran kota Damskus, Rabu (21/8) pekan lalu. Momok senjata kimia yang baru-baru ini digunakan dalam konflik di Suriah terhadap warga sipil telah membunyikan alarm internasional, dan WCC mendesak untuk dilakukan penyelidikan dan menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan itu.
Sekretaris Jenderal WCC, Dr. Olav Fykse Tveit, meminta PBB memenuhi tanggung jawab dalam melindungi rakyat Suriah dari pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
"Tidak peduli siapa di balik serangan ini, hal itu benar-benar menunjukkan budi yang rendah di mana senjata kimia digunakan dalam cara mereka menghadapi konflik di Suriah," kata Tveit, Selasa (27/8) di markas WCC di Jenewa.
"Sebagai persekutuan dari gereja-gereja di seluruh dunia, termasuk gereja-gereja di Suriah yang telah sangat menderita akibat perang, kami sepenuhnya mengutuk penggunaan senjata kimia dalam keadaan apapun oleh kedua pihak," kata Tveit.
Lindungi Rakyat Suriah!
"Tidak ada alasan untuk hal itu (menggunakan senjata kimia). Cukup sudah," kata Tveit. "Dalam beberapa hari terakhir telah diperlihatkan lagi kebrutalan dalam perang ini, di mana orang yang tidak bersalah dan orang biasa dari Suriah harus membayar harga yang tak tertahankan."
Hampir 1.300 orang meninggal dari serangan yang diduga menggunakan senjata kimia pada 21 Agustus, di Ghouta, pinggiran ibukota Suriah, Damaskus. Sudah lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik itu, sementara hampir dua juta lainnya menjadi pengungsi di luar Suriah dan empat juta lainnya terlantar di dalam negeri Suriah.
WCC juga prihatin karena ratusan orang hilang dan diculik, termasuk dua uskup, Uskup Agung Mar Yohanna Gregorios Ibrahim dari Gereja Syriac Ortodoks dan Uskup Agung Paul Yazigi dari Gereja Ortodoks Yunani, dan tiga imam lainnya. Yang terbaru adalah pastor dari Ordo Jesuit, Paolo Dall'Oglio yang dibunuh.
Tveit mengatakan bahwa WCC mendukung PBB melakukan penyelidikan menyeluruh dan tidak memihak atas dugaan serangan senjata kimia, dan meminta pemerintah Suriah untuk memenuhi perannya untuk melindungi warganya. Disebutkan juga bahwa sangat penting bagi PBB untuk memiliki akses penuh melakukan investigasi.
WCC juga menyebutkan bahwa sama pentingnya, bagi negara-negara anggota PBB, khususnya Dewan Keamanan PBB dan negara-negara anggotanya menemukan cara memenuhi tanggung jawab dengan menerapkan prinsip yang melindungi rakyat Suriah.
"Saya menyerukan kepada komunitas PBB dan internasional untuk bekerja kooperatif untuk cara-cara negosiasi politik untuk mengakhiri konflik dengan cara damai," kata dia. (oikoumene.org)
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...