WCC: Perlu Persatuan Gereja dalam Konflik Suriah
SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Metropolitan Eustathius Matta Roham berkumpul dengan rekan-rekan Dewan Gereja Dunia (WCC) untuk membicarakan tentang perlunya persatuan di antara gereja-gereja dan solidaritas dalam konflik yang terjadi setelah dia melihat sebuah video yang sangat mengganggu di Suriah, Kamis (3/7).
“Video ini memuat dua pemuda dengan seragam militer. Mereka diserang oleh seluruh daerah sekitar mereka di suatu tempat dekat perbatasan Yordania-Suriah,” kata Roham, seorang Patriarkat Anthiokia Ortodoks Suriah dan seluruh wilayah Timur. Kedua pemuda tersebut nampaknya tewas dalam serangan itu.
Seperti yang dikutip dari situs resmi WCC, oikoumene.org, yang membuat Roham terganggu adalah bahwa seluruh lingkungan tersebut tampaknya terlibat dalam kejahatan. “Para pemuda berjalan menyusuri jalan seolah-olah dengan penuh kedamaian. Namun, siapa saja yang terlibat dalam aksi penembakan tersebut? Seorang wanita tua berusia lebih dari 50 dan 75 tahun dan anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Laki-laki berusia sekitar 25, 30 hingga 40 tahun. Beberapa terlibat dalam pembunuhan tersebut, sedangkan yang lain merayakan aksi kejahatan itu.”
Tindakan kekerasan yang digambarkan dalam sebuah video tersebut, menurut Roham sepertinya telah menjadi sangat umum. “Anda dapat melihat bahwa jika dua tentara ini memiliki keluarga di dekat lingkungan tersebut, kemungkinan akan terjadi aksi balas dendam.”
Menurut Roham, hal seperti itulah yang membuat konflik di Suriah menjadi semakin meningkat. “Kejahatan ini tumbuh dari kejahatan individu yang berkembang menjadi kejahatan masyarakat. Dari kejahatan masyarakat berkembang menjadi kejahatan nasional untuk akhirnya benar-benar menjadi kejahatan bangsa tersebut.”
Gereja Dapat Memberikan Suara Keadilan
Roham mengunjungi rekan-rekan WCC yang juga berada di negara-negara yang sedang berjuang dengan konflik: Nigeria, Semenanjung Korea, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara konflik lainnya.
Ketika mereka membahas peran kolektif gereja dalam situasi konflik, Roham mengatakan dia berterima kasih atas solidaritas dan dukungan global yang dia temukan dalam WCC. Dia percaya bahwa gerakan oikumenis telah mengadopsi rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan perdamaian. “Kami melihat adanya gereja oikumenis di Suriah dan kami percaya bahwa ada suara kolektif berbicara untuk keadilan dan perdamaian.”
“Bahkan di tengah-tengah konflik saat ini, gerakan oikumenis bekerja dalam cara yang terpadu untuk membantu Suriah menghindari bencana di masa mendatang,” tambahnya.
Namun Roham berharap bahwa upaya-upaya terpadu perdamaian menjadi lebih kuat pada awal konflik di Suriah. “Suriah tidak akan sampai pada titik ini dari begitu banyak pertumpahan darah, pembunuhan, balas dendam dan kehancuran. Saat ini, sebagian besar kota-kota besar benar-benar hancur.” (oikoumene.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...