WHO: Tiap Tahun 1,25 Juta Manusia Mati di Jalan Raya
tahun 2013 di Indonesia terjadi 38.279 kecelakaan dan kehilangan secara ekonomi sampai lebih dari US$ 30 miliar.
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Kecelakaan lalu lintas di jalan raya menyebabkan kematian sekitar 1,25 juta manusia setiap tahun di seluruh dunia. Demikian laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO), hari Senin (19/10).
Korban kecelakaan lalu lintas terbesar adalah warga miskin di negara miskin, kata laporan itu, dan mengharapkan negara-negara menerapkan standar keselamatan lalu lintas untuk menurunkan 50 persen korban meninggal dan cedera pada 2020.
Laporan menyebutkan bahwa "kesenjangan besar masih memisahkan negara-negara berpenghasilan tinggi dari yang berpendapatan rendah dan menengah. Sebanyak 90 persen kematian akibat kecelakaan lalu lintas jalan terjadi di negara miskin, meskipun hanya ada 54 persen kendaraan di seluruh dunia."
Benua Eropa adalah wilayah dengan angka terendah korban kecelakaan lalu lintas per kapita, dan Afrika yang tertinggi. "Kematian akibat lalu lintas jalan tidak dapat diterima, terutama pada orang miskin di negara-negara miskin," kata Dr Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO.
Gagal Terapkan Standar
Laporan itu juga menemukan bahwa 80 persen kendaraan yang dijual di semua negara gagal memenuhi standar keselamatan dasar. Bahkan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, 50 persen dari 67 juta mobil penumpang baru yang diproduksi pada tahun 2014 juga tidak memenuhi standar keselamatan.
Namun demikian, di tengah peningkatan pesat jumlah kendaraan, 76 negara telah bisa menurunkan angka absolut korban meninggal kecelakaan lalu lintas. Namun jumlah korban meninggal meningkat di 68 negara, termasuk Indonesia.
Kasus Indonesia
Menurut laporan itu, kasus kecelakaan lalu lintas jalan yang mematikan yang terjadi di Indonesia dan dilaporkan pada tahun 2013 mencapai 26. 416, namun estimasi WHO mencapai 38.279.
Korban kecelakaan terbesar pada pengendara sepeda motor dan kendaraan roda tiga, yaitu 36 persen, pengemudi dan penumpang bus mencapai 35 persen, dan pejalan kaki mencapai 21 persen.
Sedangkan jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 104 juta lebih untuk semua jenis. Akibat kecelakaan lalu lintas jalan diperkirakan Indonesia mengalami kerugian hingga 3,1 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP). GDP Indonesia sekarang diperkirkan sekitar US$ 888,5 miliar.
Itu berarti akibat kecelakaan lalu lintas, Indonesia mengalami kerugian hingga lebih dari US$ 30 miliar setahun. WHO juga menyebutkan angka kecelakaan dan korban kecelakaan di Indonesia terus meningkat.
Menurut WHO, negara-negara yang paling sukses dalam mengurangi jumlah korban meninggal kecelakaan lalu lintas jalan melakukannya dengan meningkatkan ketaatan dan penegakan peraturan, dan membuat jalan dan kendaraan yang lebih aman.
Menurut laporan itu, penegakkan hukum, disiplin, dan fasilitas lalu lintas di Indonesia termasuk yang belum memenuhi standar, termasuk aturan tentang standar keselamatan kendaraan, kecepatan, penggunaan helm dan masalah minuman keras.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...