Wisatawan Lokal Penuhi Kamar Hotel di Jakarta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah hotel di Jakarta bakal dipadati tamu lokal selama libur Idul Fitri 1434. Mereka yang menginap di hotel-hotel adalah warga DKI yang tidak mudik, namun ditinggal mudik pembantu rumah tangganya.
Laporan Antara, Senin (5/8), berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jumlah okupansi cenderung naik mendekati Lebaran
Keterangan Direktur Komunikasi Hotel Mulia Jakarta, Romy Herlambang, dua hari menjelang Lebaran kamar hotel itu akan kebanjiran keluarga yang hendak menginap. “Mereka mencari kenyamanan saat Lebaran. Misalnya, mereka yang mau beribadah di tengah kota, agar tidak terjebak macet menginap di hotel," katanya di Jakarta.
Hal senada dikemukakan Manager Humas Grand Sahid Jaya Hotel Otniel Aldi Abel. "Pelanggan yang tidak merayakan Lebaran dan tidak pulang kampung, pelanggan yag pembantunya pulang kampung, dan pelanggan dari kota-kota di daerah lain seperti Bali, Surabaya, Medan, dan Bandung yang merayakan maupun tidak merayakan Lebaran dan hendak menikmati liburan di Jakarta tanpa macet," ujarnya.
Otniel menyatakan saat ini, 45 persen dari 750 kamar yang dimiliki Grand Sahid Jaya Hotel terisi. Hotel Mulia per 1 Agustus hampir penuh terisi.
Wisatawan Di Yogyakarta
Sementara itu Pemerintah Kota Yogyakarta memperikirakan sekitar empat juta orang akan mengunjungi kota tersebut selama libur Lebaran. "Diperkirakan, akan ada empat juta orang yang akan masuk ke Kota Yogyakarta selama libur Lebaran, baik dari stasiun, terminal, bandara dan jalur darat lainnya," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai memimpin Gelar Pasukan Operasi Jogobaran 2013 di Yogyakarta, baru-baru ini.
Menurut dia, untuk menjadi tuan rumah yang baik, maka Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk menjaga kondisi Yogyakarta agar tetap aman, tertib dan bersih.
Kawasan Malioboro, lanjut dia, akan tetap menjadi tujuan utama wisatawan selama libur Lebaran sehingga fokus dari Operasi Jogobaran pun akan dititikberatkan di Malioboro dan sekitarnya.
Potensi permasalahan yang mungkin muncul di antaranya adalah pelanggaran lokasi berjualan pedagang kaki lima (PKL), pelanggaran harga jual barang dagangan oleh PKL, pelanggaran parkir, dan adanya titik rawan kemacetan.
"Selama libur Lebaran, tidak dipungkiri jika Malioboro akan macet. Namun, jangan sampai kendaraan sama sekali tidak bisa berjalan. Meskipun pelan, tetapi harus bisa berjalan terus. Ini yang harus dijaga," katanya. Untuk itu, sebanyak 150 petugas disiagakan hingga tanggal 15 Agustus.
Diperkirakan mulai Selasa (6/8) hingga dua hari setelah Lebaran, kawasan wisata Malioboro dipadati wisatawan. Untuk menjaga keamanan di sana, setiap hari sebanyak 50 aparat keamanan ditugaskan di sana. Mereka akan menempati 11 pos di antaranya di simpang Dagen, Suryatmajan, Ketandan, simpang Bioskop Indra.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...