WNI Muslim di Korsel Senang Islam Berkembang Pesat
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Islam di Korea Selatan (Korsel) berkembang pesat dengan proses dakwah dengan dibantu KMF (Korean Moslem Federation).
“Alhamdulillah, dakwah Islam telah sampai di tanah Korea sejak 50 tahun yang lalu dan terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Berdasar informasi Korean Moslem Federation (KMF), jumlah muslim di negara yang berpopulasi 50 juta jiwa ini tercatat telah mencapai lebih dari 100.000 orang dengan sepertiga di antaranya adalah penduduk asli Korea,” kata Muhammad Roghib Ar-Romadhoni anggota dari Tim Dakwah Al-Bahjah Korea Selatan, dan Mahasiswa S2 Yeungnam University, Korsel, seperti diberitakan nu.or.id, Kamis (16/7).
Roghib menambahkan para pemeluk agama Islam di Korsel lainnya merupakan pendatang dari Pakistan, Indonesia, Bangladesh, India, Uzbekistan dan lainnya, baik yang bekerja, berwirausaha maupun belajar di Korsel.
“Indikasi lain dari terus berkembangnya Islam di Negeri Gingseng ini adalah semakin banyaknya masjid-masjid besar yang dibangun secara resmi oleh pemerintah Korsel,” dia menambahkan.
Menurut Korean Moslem Federation (KMF) jumlah tempat ibadah telah mencapai lebih dari sembilan masjid sedangkan mushala yang dibangun secara mandiri oleh muslim dari Indonesia telah mencapai 40 bangunan yang tersebar di berbagai kota di Korsel.
Saat bulan Ramadan, berbagai komunitas muslim dari Indonesia mendatangkan pemuka agama untuk berdakwah di mushala-mushala yang telah dibangun, sehingga selama periode bulan puasa aktivitas kajian keagamaan di mushala-mushala meningkat layaknya suasana Ramadhan di negara berpenduduk mayoritas muslim lainnya.
Tantangan Saat Ramadan
Roghib menambahkan bahwa tantangan saat menjalankan ibadah puasa yakni musim panas dia menyebut tingginya suhu udara dibandingkan dengan kondisi biasanya, dimana suhu udara ketika musim panas di Korsel bervariasi mulai dari 25 sampai dengan 33 derajat celcius dengan kelembaban yang relatif rendah.
“Suasana ini mengharuskan kesiapan fisik yang prima. Selain itu, lumayan panjangnya waktu berpuasa di musim panas juga menjadi tantangan tersendiri. Muslim di Korea harus berpuasa hampir 17 jam lamanya, di mulai waktu fajar sekitar pukul 03.15 dan waktu maghrib sekitar pukul 20.00,” kata dia.
Menurut Roghib tantangan berpuasa di Korsel ini menjadikan umat muslim di Korea harus memiliki kesabaran ekstra sehingga puasa yang dijalankan tidak hanya menghasilkan rasa lapar dan dahaga tetapi juga ketakwaan kepada Tuhan.
Tradisi buka puasa bersama yang dilaksanakan di masjid-masjid menjadi hal menarik tidak hanya bagi muslim yang manjalani puasa tetapi juga bagi warga non-muslim Korea. Bagi muslim-muslim pendatang, kegiatan ini menjadikan suasana Ramadhan layaknya di kampung halaman. (nu.or.id)
Ikuti berita kami di Facebook
- Baca Juga
- NU: Islam Nusantara Sudah Dirintis Wali Songo
- Muhammadiyah Biak Tetapkan Idul Fitri 17 Juli
- Gus Mus Ungkapkan Dunia Melirik Indonesia Sebagai Referensi Islam
- Gus Mus Jadikan World Statesman Award Sebagai Momentum Perbaikan
Editor : Eben E. Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...