”Wong Ndeso” Diundang NASA

SATUHARAPAN.COM – Di kalangan masyarakat kita ada istilah ”orang kampung” atau ”wong ndeso”. Istilah itu mengambarkan seseorang yang gelagapan dengan hal-hal baru,  gagap teknologi alias gaptek, ketinggalan zaman, dan masih banyak lagi.

Lain halnya dengan Gilbert Nadapdap dan Gomos Parulian Manalu. Meski sekolah di Desa Pintubosi, kedua siswa SMA Unggul Del di Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, ini diundang lembaga Antariksa AS, National Aeronautics and  Space Administration (NASA) untuk diuji hasil penelitiannya tentang  micro aerobic fermentation in space with micro grafity.

Sekolah Del didirikan oleh Luhut B. Panjaitan. Menurut Luhut, ”Del” berarti pemimpin yang selalu berada selangkah lebih di depan.  Dari prestasi yang ditorehkan Yayasan Del di mana SMA Del bernaung, memperlihatkan impian  Luhut mulai terwujud. Istilah ”orang kampung” atau ”wong ndeso” dalam dunia digital tak lagi relevan. Gomos Parulian Manalu dan Gilbert Nadapdap  membuktikan bahwa mereka yang tinggal di desa  bisa lebih  hebat dari anak-anak seusia mereka yang tinggal di kota. Anak sekolah di Desa bisa berprestasi di tingkat internasional  jika rajin dan ulet belajar.  Ditambah dukungan infrastruktur sekolah.

Undangan NASA  membuktikan bahwa anak-anak kita hebat bukan karena sekolah di kota, tetapi lebih kepada fasilitas sekolah, kualitas guru, kenyamanan belajar, dorongan pengelola sekolah, dan visi-misi pemilik sekolah.

Semoga makin banyak anak-anak negeri yang sukses membangun pendidikan seperti yayasan Del, untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah di seluruh nusantara.  Dengan demikian anak-anak dari desa terpencil tergali potensinya untuk membangun negeri.  Pendidikan menjadi solusi untuk mengubah keterburukan masyarakat dari kemiskinan ekonomi, sosial dan kemiskinan moral.

Selamat untuk masyarakat Tobasa!

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro