Yingluck Menolak Mundur dari Jabatan PM Thailand
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, pada hari Senin (2/12) menyatakan menolak permintaan demonstran antipemerintah untuk mundur. Para demonstran mencoba menggulingkannya, dan sikapnya itu mengindikasikan bahwa dia tidak akan mundur.
Dalam sebuah pidato, yang pertama kali dilakukan sejak demo damai berubah penuh kekerasan pada Sabtu (30/11) malam, dia mengatakan bahwa permintaan dari demonstran dan oposisi untuk membubarkan parlemen dan membangun “Dewan Rakyat” tidak sesuai dengan konstitusi.
Permintaan pemimpin oposisi Suthep Thaugsuban untuk mengalihkan kekuasaan dari perdana menteri terpilih kepada rakyat “tidak berlaku di bawah hukum konstitusi,” kata Yingluck.
“Apa pun yang bisa saya lakukan untuk membuat rakyat senang, saya bersedia melakukannya... tapi sebagai perdana menteri, apa yang bisa saya lakukan harus sesuai dengan konstitusi,” kata dia menambahkan.
Kritikus mengatakan Suthep, yang pada hari Minggu (1/12) mengeluarkan ultimatum dua hari kepada sang perdana menteri untuk mengundurkan diri, memanfaatkan demo jalanan yang semakin kasar untuk menciptakan kudeta militer guna menggantikan pemerintah Yingluck yang terpilih.
“Angkatan bersenjata akan bertindak netral dan saya tahu mereka ingin melihat negara ini damai,” kata Yingluck, menambahkan tujuan jangka pendeknya adalah untuk mengembalikan “perdamaian” di jalanan ibu kota yang tidak aman namun bersumpah bahwa “polisi tidak akan menggunakan kekerasan terhadap rakyat.” (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...