YouTube Hapus Video Pelaku Amukan Isla Vista
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Situs berbagi video milik Google, YouTube, menghapus video Elliot Rodger (22) – pelaku amukan di Isla Vista yang telah membunuh enam orang pada Jumat (23/5) – yang berisi tentang kebenciannya terhadap perempuan dan laki-laki serta keinginannya untuk membunuh.
Melalui email dan YouTube, Elliot memberikan peringatan mengenai aksi pembunuhan yang akan dilakukannya. Menurut juru bicara YouTube, video tersebut telah melanggar syarat layanan karena mengandung ancaman kekerasan.
“Video itu bertentangan dengan pedoman pedoman YouTube dan dihapus ketika banyak yang menandainya,” ujar juru bicara YouTube.
Namun, di sisi lain, para ahli memperingatkan bahwa menghapus video itu mungkin justru akan mempercepat penyebaran videonya di internet.
Sebelum membunuh tiga orang temannya dan pergi untuk menembaki orang-orang dari BMW miliknya, Elliot mengunggah video yang menjabarkan rencananya melalui YouTube.
Pada video yang direkam di dalam mobilnya itu, Elliot mengatakan, “besok adalah hari penghukuman. Hari di mana saya akan melakukan pembalasan terhadap manusia, terhadap kalian semua.”
Solusi Teknologi
Insiden di Isla Vista tersebut telah menimbulkan pertanyaan apakah teknologi dapat digunakan untuk menandai konten mengganggu agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Google, seperti perusahaan lainnya yang menawarkan layanan berbagi media, telah mengembangkan metode mutakhir untuk mendeteksi dan berurusan dengan video yang mengandung konten hak cipta seperti musik.
Namun, untuk menerapkan teknik yang sama terhadap perilaku mengganggu manusia merupakan tantangan besar dan kompleks, kata psikolog eksperimental Andrew Przybylski dari Oxford Internet Institute.
“Jika ada algoritma untuk mengidentifikasi orang yang tidak berlaku baik, itu akan menjadi hal menarik pertama untuk komunitas kesehatan mental,” tuturnya. “Orang-orang meminta Google menyediakan solusi teknis untuk isu sosial.”
“Dengan mencoba memantau dan bertindak terhadap video-video yang menyebabkan kekhawatiran akan menimbulkan banyak sekali alarm palsu,” tambahnya.
“Banyak anak ketika mengembangkan identitasnya akan mengucapkan banyak hal ekstrem, tapi itu tidak berarti ancaman.”
Nilai Lebih
Kendati Google telah menghapus konten tersebut, video itu telah dipasang berulang kali di internet. Menurut Andrew, hal tersebut adalah dampak yang tak terhindarkan.
“Tindakan yang sebenarnya mencoba menyembunyikan isi video akan mengarahkan orang-orang untuk memberi nilai lebih pada video tersebut,” ungkapnya.
Video-video yang dihapus dengan cara demikian akan disebut streisand effect, yaitu teori yang mengatakan bahwa dengan mencoba memblokir sesuatu, hasilnya justru akan membuat penyebaran menjadi lebih luas.
Sementara itu masih di dunia maya, sebuah halaman Facebook yang mengajak pengguna untuk memberi penghormatan kepada Elliot telah ditutup setelah sejumlah tekanan dari pengguna.
Jaringan sosial tersebut awalnya mengatakan tidak menganggap situs itu akan melanggar syarat layanan, namun kemudian menghapus halaman itu pada Senin (26/5) malam.
Surat kabar The Guardian menduga halaman tersebut telah dibuat secara sengaja lebih untuk memprovokasi daripada untuk memberi penghormatan. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...